TEH C PENG WITH: LARA HASSAN AND THE V



Cuaca panas, aroma asam pedas dari dapur, isu rokok dan jarak 3 meter di sosial media membuat malam itu lebih membosankan. Cubaan bernostalgia di malam yang hangat bukanlah sesuatu yang best, kecuali pada suatu malam Lara Hassan membalas DM via twitter atas kesudian untuk di interviu. Lara Hassan and The V bagi aku seperti melihat sosok figura Kim Gordon atau Yoko Ono dengan kugirannya Plastic Ono Band atau melihat Henrik Aeshna bersama puisi eksperimental. Aku tak ingat kali terakhir aku mendengar nama band noise-poetry seperti Mimpi Rusak. Mimpi Rusak adalah jalan aku menuju mencari puisi disebalik bunyi bising instrumen sebelum aku juga bereksperimen dengan puisi dan bunyi bingit atas nama Jimi Asid yang kini aktif di Kuching selain Simfoni Ketiak Beracun, Fazleena And The Lasykar, Meor Hailree dan Wani Ardy And Guitar Polygamy yang menjadi pengaruh besar puisi aku.

Ada banyak definisi puisi dan diantaranya mengatakan puisi adalah saat ketika membuka jendela dan angin menerpa masuk ke ruang kamar atau puisi harus fun tapi intinya adalah bak kata seseorang yang kukenal, puisi boleh jadi apa saja. Puisi adalah pilihan citarasa masing-masing seperti memilih mee kolok di tokodagin atau mee kolok mangkok merah. Terserah!

Demi sebuah ketenangan dan cubaan tidak ketara yang aku minat gilababi bunyian Lara Hassan And The V, membakar sebatang rokok cukup menenangkan dengan pertanyaan yang maksimal dan minimal waktu yang ada sebelum melahap asam pedas. Lara Hassan and The V dan asam pedas adalah syurga!

Di tanya mengenai perkenalan ringkas Lara Hassan and The V, Lara mengatakan tak pernah terfikir untuk membentuk sebuah band. "The V (Vinh) and I are long time friends. Memang dah lama kenal tapi tak pernah terfikir nak buat band bersama. I tak pernah terfikir to be in a band pun sebenarnya sebab tak tahu main muzik and also suara tak macam penyanyi tapi yang boleh terwujud band tu sebab I was reading poetry kat events and one day saja je nak try with muzik backing me up so saja lah ajak Vinh. So bila try jam terjadi macam lagu then buat lagi satu lagu and the next one. Dari segi lirikal, mostly terinspirasi from personal experience je and then I write it down"


"Genre music LHTV lebih kepada shoegaze/noise pop. Of course terpengaruh dengan Sonic Youth, Jesus and Mary Chain, Slowdive. Vinh memang influenced by those sounds"





Mengenai pelan Lara Hassan and The V pada tahun 2019 selepas album debut-Onset yang mengandungi 7 buah lagu di mana album perdana Lara Hassan and The V direkodkan dan produced oleh avant-garde artist, Kamal Sabran dari Space Gambus Experiment di Ipoh Experimental Art School. "Buat masa sekarang belum ada. Masing-masing sibuk dengan hal masing-masing. Kalau ada show baru we will get together to jam. Last year pun kurang show sebab sibuk hal lain and looking forward to performing more this year and hopefully come up with new material." tambah Lara Hassan.  Album Onset yang disifatkan oleh Mohd Jayzuan sebagai album maha-stim dalam sebuah artikel Projek Rabak dan inilah sebab Lara Hassan and The V adalah penting bagi semua orang yang sentiasa mencari kelainan dalam muzik dan puisi.

Kepada yang belum mendengar Lara Hassan and The V, album Onset boleh didapati di record store yang wujud atau di toko-toko online selain boleh mendengar lagu-lagu mereka di platform digital. Lara Hassan and The V adalah hal-hal yang menyenangkan dan membuat anda rasa masih ada harapan disebalik lagu-lagu di radio dan parti politik yang harapannya semakin tipis.




Comments